Bisnis Gagal? Jangan Menyerah!

Jika saja menjalankan bisnis tak pernah mengalami kerugian alias gagal, tentu semua orang pengen terjun dalam bidang ini. Sayangnya, gagal dalam berbisnis adalah salah satu step (kalau ngga mau dibilang resiko) yang harus dihadapi oleh siapapun baik yang sudah punya jam terbang tinggi maupun yang masih minim pengalaman.

Bahkan, di kalangan masyarakat sendiri sudah tercipta pandangan jika bisnis akan mengalami kegagalan di tahun pertama. Nah loh, masih mau berbisnis juga?

Siapapun di dunia ini tidak akan pernah bisa memprediksi bisnis akan berhasil atau malah mendatangkan kerugian. Tapi, setidaknya kita bisa meminimalisir kegagalan tersebut dengan belajar dari ‘kesalahan’ orang lain. Hal ini sangat efektif bahkan bisa mengurangi banyak waktu yang terbuang untuk trial and error.   Dan tentunya dengan makin tinggi jam terbang kita, kita pun banyak belajar dari ‘kesalahan’ kita sendiri.

Sebenernya apa sih definisi gagal itu? Karena menurut saya, kalau kita bias belajar banyak dari kegagalan tersebut, ya berarti bukan gagal dong, kan kita makin pinter jadinya. Itu kalau kita beneran mau belajar dari kegagalan dan memperbaikinya.

Namun, perlu diketahui kalau pemicu dalam kegagalan berbisnis ternyata adalah faktor internal dimana porsinya lebih besar daripada eksternal. Gak percaya? Simak penjelasan sederhananya disini :

Terlalu Semangat (di awal)

Saat ini, yang namanya seminar bisnis sangat mudah diikuti. Apalagi, pembicaranya diisi oleh mereka yang benar benar praktisi dengan segudang pengalaman. Semangat pun menyala nyala dan langsung bergegas untuk memulai. Tapi, wajib hati hati karena menjalankan bisnis hanya bermodalkan semangat saja – terlebih diawal- tanpa ada perencanaan yang tepat justru lebih mudah mengalami kegagalan.

Untuk itu, sertai semangat yang membara tersebut dengan menggali informasi yang cukup banyak tentang bisnis yang akan dijalankan. Mulai dari hulu hingga hilir, bagaimana reaksi pasar, strategi apa yang dijalankan kompetitor hingga bagaimana mencari supplier. Intinya, sebelum memutuskan membuka usaha, membuat perencanaan yang baik adalah langkah yang tepat.

Kurangnya Perencanaan

Contoh aja nih, srategi pemasaran yang salah karena tidak dipikirkan matang2. Internet telah memudahkan pemula dalam menjalankan bisnis, yang sayangnya cenderung tak  memperhatikan sikap dan etika. Yang penting promosi sebanyak banyaknya, dapat untung besar tanpa merasa perlu mempertimbangkan kenyamanan calon konsumen.

Tentu saja, metode ini akan membuat pengusaha mudah lelah dan bingung karena sudah keluar banyak tenaga dan modal tapi tak kunjung meningkat omsetnya. Ada baiknya, mempelajari terlebih dahulu teknik promosi yang efektif terlebih bila menggunakan media sosial sebagai ajang promosi.

Teknik pemasaran ini berbeda2 untuk masing2 jenis bisnis. Di masa perencanaan perlu dipelajari dan ditentukan, pemasaran seperti apa yang cocok untuk bisnis anda?

Manajemen Buruk

Pebisnis yang sukses pasti memiliki pembukuan atau catatan yang rapi dan teratur. Waduh, saya gak lulusan akuntansi nih jadi gak bisa dong? Atau, saya belum punya dana cukup untuk bayar karyawan yang ngerjain tugas tersebut. Gimana nih?

Tenang, manajemen yang dimaksud disini hanyalah mencatat rincian pada setiap transaksi yang dilakukan. Tak perlu menggunakan aplikasi yang super canggih, tapi cukup menggunakan software yang ada pada PC seperti excel misalnya. Yang penting, Anda disiplin dalam melakukannya sehingga saat mengevaluasi kita akan tahu apakah bisnis yang dikerjakan semakin dekat dengan target atau malah menyimpang jauh.

Selain manajemen bisnis , manajemen diri juga penting loh…..

Satu Rekening

Uang yang kita terima dari bisnis adalah omzet, bukan laba. Di mana kita perlu memutar lagi uang tersebut untuk kelangsungan bisnis.

Mencampur adukan uang bisnis dan uang rumah tangga sering membuat pemula terpuruk dalam pengelolaan bisnis. Meski terlihat sepele apalagi jika memiliki perusahaan sendiri, memiliki satu rekening yang campur aduk antara keuntungan, omset dan kebutuhan pribadi adalah ide yang buruk.

Gak sedikit loh pengusaha pemula yang harus menutup usahanya hanya karena melihat angka yang cukup besar di rekening dan membelanjakannya untuk keperluan non bisnis. Sebagai saran, ada baiknya memisahkan rekening sejak dini agar tak tergoda untuk menghabiskannya. Selain itu, pengembangan bisnis pun bisa dengan mudah dilakukan karena dananya sudah dialokasikan.

Bagaimana, masih gak percaya jika faktor internal lebih besar pengaruhnya dalam menciptakan kegagalan? Yuk, mulai dari sekarang kita ubah meski secara perlahan namun konsisten maka hasil yang diharapkan bukan satu hal yang mustahil.

 

Jadi kalau teman-teman ada yang baru mau memulai bisnis, yuk mulai dengan mempersiapkan diri dulu, lalu buat perencanaan bisnis yang matang.

Baca Juga: